----------
-------
----
--
Semua
telah kembali dengan normal aku pun balik kerumah, Setelah 4 Bulan menjalani
hari-hari dirumah mungkin masih belum bisa sama seperti biasanya. Karna semua
tidaklah lagi sama, kehidupanku yg berubah tidak bisa mengingat tentang apa yg
terjadi dengan diriku dan mama pun menyarankan aku untuk bisa mengenal orang yg
baru dan menjauhi masa lalu. Nyatanya dengan kehilangannya ingatan ku
dimasalalu aku tidak bisa membedakan orang yg sudah kukenal atau orang yg tidak
pernah kukenal.
Ka Alvin :
"Clara......!!!!!!" teriak ka alvin dari ruang bawah
Aku :
"Sebentar ka, tungguin" aku pun teriak dari atas kamar ku.
Ka Alvin :
"Cepetan dong,,, aduh dandan ko lama amat kaya cewe"
Aku :
"Ihhh gimana sih, emang gua kan cewe" Sambil menghampiri ka alvin yg
sedang menunggu ku dari bawah tangga.
Ka Alvin :
"lama deh, niat kerja nggak sih de ? Kamu kan harus interview. Ayo
berangkat" Sambil menarik tanganku untuk berjalan keluar menghampiri mobil
ka alvin yg sudah terpampang diteras rumah.
Aku :
"Ayooooo."
Didalam mobil aku pun berbicara dan menanyakan beberapa hal kepada
ka alvin.
Aku :
"Ka, Bagaimana suasana kerjaan ?"
Ka Alvin :
"Ya, pastinya menyenangkan lah de. Kenapa ko nanya begitu?"
Aku : Sambil
menundukkan kepala sedikit "Em,, apa aku sudah pernah bekerja sebelumnya
ka ?"
Ka Alvin :
"Hei" Sambil mengangkat wajahku kehadapannya "Sudah, Tapi kamu
keluar".
Aku :
"Loh, kenapa aku keluar ka ?" sambil menatap matanya
Ka Alvin :
"Ya karna kamu itu bandel de , kesiangan melulu kamu itu wahahaha"
ledeknya
Aku :
"Clara janji ,, mulai besok clara nggak akan kesiangan lagi biar clara
punya banyak temen baru dan mama nggak khawatir". Sambil tersenyum dan ka
alvin pun itu tersenyum
Ka Alvin :
"Anak baik. Sini cium keningnya" Dia pun meraih kepala ku dan mencium
keningku dan kita pun meneruskan perjalanan.
-------
Ka Alvin :
"Nah sekarang kita sudah sampai. Ayo turun" Ujar ka alvin sambil
mematikan mesin mobil namun aku mencoba memandangi perusahaan itu dari balik
kaca jendela mobil
Aku :
"Apa kaka mengantarkanku sampai dalam ?"
Ka Alvin :
"Nggak lah, kaka hanya mengantar kamu sampai lobby selebihnya kamu yg
jalanin sampai diterima. Pokoknya waktu interview kamu jangan grogi yah".
Sambil membenarkan kerah kemeja ku dan mengelus kedua pipi ku
Aku :
"Iya ka, makasih kaka udah mengantar clara sampai sini". Aku pun
memeluknya sebelum dia pergi kekampus.
Ka Alvin :
"Yaudah, kaka kekampus dulu ya udah mau mepet waktunya nih" Sambil
melihat jam digitalnya. "Kamu baik-baik ya jaga diri dan nanti kalau udah
balik atau udah selesai kabarin kaka , tapi de.. kalau misalkan kamu bbm atau
selebihnya kaka nggak angkat atau masih ada pelajaran minta jemput sama ka ega
aja ya". Sambil mengelus kepala ku
Aku :
"ya,, baiklah. Sampai jumpa ka alvin".
Ka Alvin :
"Sampai jumpa juga clara. Dadah" Dia pun melambaikan tangan dan
kembali kemobil lalu pergi meninggalkan aku sendiri
"Hemmmm, Semoga hari sukses dan semua baik-baik aja.
Bismillah......" Dalam hati ku sambil berjalan menuju lobby.
Aku pun menunggu panggilan dengan para
pelamar lainnya, mereka sibuk memainkan Gadget dan berhiaskan diri untuk menampilkan penampilan yg semaksimal
mungkin. Bagi para laki-lakinya yg aku liat sekeliling hanya memainkan Gadget nya atau
sambil meroko dan menunggu. Namun aku hanya menunggu dan sesekali melihat
sekitar lobby , melihat keadaan sekitar. Aku menggunakan Rok hitam Setumit dan
kemeja berwarna hijau tosca serta rambut diurai dan hanya diikat beberapa
kebelakang lalu sepatu hils 5 Cm berwarna hitam dan Bermake-up senatural mungkin sehingga tidak terlalu mencolok.
Setelah 30 Menit Menunggu,,,
"Claudia Claradinigrat"
Aku :
"ya,, saya" aku pun menghampiri seorang perempuan cantik yg berdiri
ditengah lobby
"Oh kamu ya, mari mba ikut saya kedalam". Sambil
mempersilahkan mengikutinya kedalam sebuah ruangan besar dan megah
"Permisi pak.. ini pelamar yg bernama clara sudah hadir"
Ujarnya kepada pria yg masih muda yg sedang duduk mengecek dokumen tersebut.
"Ya, langsung saja suruh duduk dan kamu boleh
keluar". Ujarnya dengan singkat kepada sekretaris tersebut.
Sekretaris laki-laki itu pun menghampiriku "Yasudah mba, saya
tinggal ya"
Aku :
"Ya mba, terimakasih" dia pun pergi dan menutup pintu ruangan
tersebut.
"Silahkan duduk mba clara" Ujar pria tersebut sambil
melihatku
Aku :
"Terimakasih pak" aku pun duduk dihadapannya.
"Claudia Claradiningrat, emmmmm nama kamu bagus. Orangnya
cukup rapih" Pernah bekerja sebelumnya?" Ujarnya sambil memperhatikan
ku dan dokumen lamaran kerja ku
Aku :
"Saya sudah pernah bekerja diperusahaan swasta pak"
-----------
-------
-----
Waktu pun
terasa cepat berlalu sehingga lelah ini terbayar dengan keputusan yg sangat
membahagiakan untuk didengar oleh kaka ku ka Alvin dan member tau mama , papa
dan ka ega. Sayangnya,, papa diluar kota dan belum balik semenjak peristiwa
kecelakaan ku karena tuntutan pekerjaan yg harus dia selesaikan diluar kota.
“Aku udah keluar kantor ka. Jauh dari dugaan interview tidak lama
dan pengenalan ruangan dan cara kerja perusahaan saja. Aku juga udah sms ka ega
untuk menjemput, sementara aku mau keluar cari makan atau minuman sambil nunggu
ka ega.” Ujarku di SMS dan mengirimkannya ke ka Alvin.
“Yasudah,, wah udah perkenalan ?? berarti udah diterima?” Balasnya
“ahhhh, kepo banget lu ka jadi orang. Tunggu aja nanti dirumah,
see u brother” Balasku.
“Oke, Good Job Princes. Jangan jauh-jauh dan tunggu ka ega jemput”
Balasnya
“Siap, laksanakan” Balasku
“Hemmmm, cari makan dimana ya ? Belum tau daerah sini. Coba
perkenalan salah satu café yg deket aja kayanya”. Dalam hatiku sambil
meletakkan Hp ku ditas dan berjalan menyebrang.
Aku membuka pintu dan melangkahkan
kaki ku masuk kedalam, melihat kesekeliling untuk memilih tempat yg nyaman dan
enak untuk menyantap menu makanan disiang ini. Aku pun disambut dengan sebuah
lagu yg cukup membuat suasana café tersebut terkesan melankonis.
Ragamu tak lagi ada tapi tidak dengan cerita kita..
Atas nama janji cinta, ku lanjutkan
Walau kita terpisah…
Mengapa kini kau pergi
Meninggalkan aku…
Hancurlahaku….
OST. MAGIC HOUR
OST. MAGIC HOUR
“Akhirnya sampai juga..” Ujarku sambil meletakkan tas ku dan
mengambil daftar menu dimeja. Tiba-tiba ada seseorang pria berdiri didepanku.
“Ada yg bisa saya bantu nona ?” Ujarnya sambil memegang
pulpen dan sebuah kertas kecil
“Ya , tunggu sebentar y mas”. Ujarku sambil melihat daftar menu
dan memesan beberapa makanan dan minuman. Pelayan itu pun segera pergi.
Tidak lama ada pria yg tidak kukenal menghampiriku..
“Clara..” Ujar pria berkaos biru muda dan memakai celana cream
dengan rambut di spike dan berkulit putih serta hidung yg mancung dan sepatu
putih
Aku : “Ya,,
siapa ya ?”. Ujarku sambil melihatnya dan memperhatikannya
“Kamu lupa sama aku ? Boleh aku duduk disamping kamu ?”
Aku : “Tentu
,, kamu mengenalku berarti sebelumnya kita pernah berteman bukan ?. Silahkan”.
Sambil mempersilahkan dia duduk dihadapanku
“Kamu kenapa ? Kamu bener-bener lupa sama aku ?”
Aku : “Ya,,
aku lupa sama semuanya , hanya keluarga yg kuingat. Karna mama ku hanya
memperbolehkan aku mengenal orang-orang baru”
“Maksud kamu ? Kamu amesia ? atau lupa ingatan ?”
Aku :
“Entahlah, yg aku ingat aku dirumah sakit dan semua sudah hadir disamping
tempat tidurku saat itu. Mungkin aku kecelakaan, tapi aku tidak bisa mengingat
kenapanya. Memang kamu siapa ?”
Dia pun diam sejenak, entah apa yg dia
fikirkan dan terus memperhatikan ku lalu setelah beberapa menit dia diam dia
pun berbicara,
“Emmm, biasanya aku dipanggil Revan..” Sambil menjulurkan
tangannya untuk berjabat tangan denganku
Aku : “Senang
bisa berjumpa lagi revan”
Revan : “Emm,
kamu ngapain disini ? Kaya habis dari kantor” Ujarnya
Aku : “Memang
, aku habis diterima disalah satu perusahaan sekarang daerah sini tepat dijalan
sana” Sambil menunjuk perusahaan itu dari jendela “Tuh disana”
Revan : Dia pun
melihat kearah yg aku tunjukkan “Oh disituh” dan berbalik melihatku
“Ngomong-ngomong kamu sama siapa ? Udah mesen makanan atau minuman ?”
Aku :
“Oiyah-iyah udah. Kamu nggak mesen ?”
Revan : “Iya
ini mau pesan sekalian makan bareng disini ya clar” ujarnya sambil memanggil
pelayan dan memesan beberapa menu makanan dan minuman
Aku : “Kamu
kenal sama aku udah lama ?”
Revan :
“Lumayan, cukup waktu yg lama mengenal kamu” Sambil menyilangkan kedua
tangannya diatas meja dan menatapku
Aku : “Oiyah
? Sebenernya kata mama dan kaka ku Alvin aku tidak boleh mengenal orang lama
lagi. Jika aku bertemu dengan teman lama harus menjauh. Tapi, aku penasaran
mumpung ketemu kamu disini karna kamu yg mengenalku. Cerita dong tentang aku yg
dulu bagaimana ?” Ujarku sambil tersenyum dan ikut menyilangkan kedua tanganku
diatas meja.
Namun,
dia lagi-lagi terdiam tidak ada arti seperti berfikir tapi tidak tau memikirkan
apa ? dan tiba-tiba dia pun berbicara lagi.
Revan : “Boleh.
Kamu diam saja dan dengerin aku berbicara ya ?”
Aku : “Baiklah”
-----------
Dia menceritakan hal banyak kepada ku
dari yg sedih , haru , canda , tawa sampai kita terbahak-bahak bersama-sama
sambil menikmati hidangan yg sudah tersedia dimeja makan dengan iringan lagu yg
sudah beberapa kali berganti. Namun, kita tetap bercerita dan bertanya sampai
lupa makanan yg kita pesanpun sudah habis dan melanjutkan obrolan. Tiba-tiba
hape ku pun berdering dari dalam tas dan aku melihat ka ega yg menelfon.
Ka Ega : “De,
dimana ? Kaka baru sampe depan kantor kamu nih”
Aku : “Aku lagi
dicafe depan kantor ka bareng temen” Sambil melirik revan namun sepertinya
mukanya terkejut dan berbisik pelan melalui isyarat tangan dan bibir. Namun aku
tidak memahaminya.
Ka Ega : “Temen
yg mana ? yaudah tunggu disana kaka kesituh pengen tau temen kamu yg mana” Ka
ega pun mematikan telfonnya
Revan : “Clara,
jangan bilang sama temen lama ya. Aku harus pergi sebelum kaka kamu dating dan
bill nya biar aku yg bayar. Ingat jangan bilang sama temen lama ya. Lusa kita
akan bertemu dicafe ini lagi tepat jam makan siang. Dahhhh clara” Dia pun
bergegas meninggalkan aku dan aku belum menjawab semua permintaannya.
Sebenernya aku ingin menanyakan kenapa tapi dia keburu pergi
Aku : “Ahh,
revannn. Dahhh… terimakasih traktirannya” Ujarku pelan dan melihat dia sudah
jauh dan keluar dari pintu café terburu-buru
Tidak lama ka ega pun dating dan melirik kesekitar dan aku
melambaikan tanganku biar dia tau tempatku. Lalu, ka ega pun menghampiriku
Ka Ega : “De, ko
sendiri katanya sama temen ?” dia pun duduk dibangku yg revan tempati
Aku : “kaka
nggak liat ada gelas 2 aku dan temanku dan beberpa piring dihadapan kaka ? Masa
clara yg menghabiskan makanan nya ?”
Ka Ega : “Oh
iyah yah.. lalu dimana temanmu ?” sambil melihat kesekitar
Aku : “Udah
pergi ka. Sepertinya dia juga buru-buru tadi waktu makan dapet telfon gituh.
Dia teman baru aku, jangan khawatir” Sambil meyakinkan ka ega yg sejak tadi
melihat kesekeliling café
Ka Ega : “Yaudah
kalau gituh. Masih mau makan atau balik ? kaka kelamaan ya jemputnya ?”
Aku : “Ah,
nggak juga ko. Aku kan ada temen ngobrolnya tapi sendiri juga gpp sih ka. Nggak
masalah hehehe” ujarku sambil meledeknya dan berdiri lalu berjalan bersama ka
ega keluar café. Kita pun sampai diparkiran , namun sekilas aku melihat revan
dari jauh yg berdiri dan melihatku dari belakang tembok jauh dari parkir mobil.
“Sepertinya aku melihat revan. Emmmm “Ujarku dalam hati
Ka Ega : “Ayo
naik, ngapain diem aja de disana ?”
Aku : “Oh,
iyah-iyah ka. Tunggu sebentar” Aku pun masuk kedalam mobil dan kita pun balik
kerumah
----------
-------
Aku :
“Assallammuallaikum mama” sambil membuka pintu dan menengok keadaan rumah
Ka Alvin :
“Hayoooo. Ngintip-ngintip ya hehehe bukannya langsung masuk” Ka Alvin pun
menjulurkan kepalanya disamping kepala ku dari dalam pintu
Aku :
“Wwwwuaaaasssshemmmelehhh. Nagapain sih ngagetin aja ?” Ujarku sambil
menyingkirkan kepala ka Alvin dari hadapanku.
Ka Alvin :
“Uhhhhhhhhhh adik cantik ku yg feminism baru balik ya ? Gimana hasilnya ?”
sambil memegangi wajahku dengan kedua tangannya.
Ka Ega : “Hei
Alvin, itu pacar gue. Pergi sana jangan digodain hehehe.” Ka ega pun sambil
masuk kedalam rumah sambil memegangi task u yg dibawakannya”
Ka Alvin : “Eh, ka
ega. Adik cantik ini selingkuhan gua, bergiliranlah hahahha” Ledeknya sambil
menghampiri ka egad an merangkulnya. Ketika itu mama ku pun datang
Mama : “Ehhh,
anak mama udah pulang yah ?” Sambil memelukku dan aku pun membalas pelukkanya
Aku : “Iya
mah, clara baru pulang tapi sudah dihadang sama pria-pria kesepian anak mama
ini”
Ka Alvin , Ka Ega :
“Heiiii. Adik cantik ngomong apa barusan ? kita kejar ya , kalau dapet
kita cium pipinya sama lesung pipinya hehehe KEJARRRRRR”
Aku pun lari keruang depan lalu
melepaskan pelukan mama ku dan tidak lama Ka Ega dan Ka Alvin mengejarku. Kita
pun lelah dan duduk bertiga diruang depan. Ka Ega disamping kiri ku dan Ka
Alvin disamping kanan ku.
Ka Alvin : “Jadi,
bagaimana hasil test interview nya tadi ?”
Aku : “Emmmm”
Mama pun menghampiriku dan duduk didepan Aku , Ka Alvin dan Ka Ega
Mama : “Iyah,
mama juga penasaran nih. Bagaimana hasil test nya tadi?” Sambil duduk di sofa
dan melihat kehadapanku, Ka Alvin dan Ka Ega.
Ka Ega : “Ayo
jawab clara” Ujarnya
Ka Alvin : “iya
ayo jawab dong. Kalau nggak kita ciumin ada sebelah-sebelah pipinya yg menggemaskan
ini ga” Ledek ka Alvin
Aku : “ahhh,
malesin deh kaka mah uhhhhhhhhhh. Iya deh, dengerin ya clara ngomong-ngomong”
Ka Alvin , Ka Ega :
“iyahhhhhhhhh"
Aku : "
Aku.... emmmm.. Aku diterima kerja" Dengan senyuman dan wajah yg tadinya
cemberut sudah menunggu lama tidak lama berubah menjadi senyuman. Mama dan
kedua kaka ku pun memeluk ku.
Mama :
"Selamat ya clara sayang" sambil mencium keningku yg berada
dipelukkannya.
Ka Alvin :
"Selamat ya clara , semoga lancar traktirannya" Ujarnya dengan muka
yg tidak berdosa hahaha
Aku : "
Loh si kaka mah, kalau oneng jangan kebangetan ka hahahha"
Ka Ega :
"Alhamdulillah ya de, sesuatu banget tiap malem tukang bakso lewat ada yg
bayarin lagi amin" Ka ega juga tidak kalau menyaut dengan wajah yg tidak
berdosa yg membuat tawa semua pecah hahaha
Mama :
"Alhamdullilah dapet 3 Gaji dari 3 Ekor anak mama hahahha" Saut mama
ku
Kita semua pun tertawa terbahak-bahak
semalam dan tidur dengan penuh rasa senyuman walau papa tidak disamping kita
semua dia akan berjanji untuk kembali secepatnya.
Keesokannya..
Aku : “Waduh
mampus gua, hari ini pertama kerja” Sambil melompat dari tempat tidurku dan
sesegera mungkin kekamar mandi dan bersiap-siap.
Aku pun bersiap-siap untuk berangkat kekantor dan segera turun
kebawah menghampiri mama dan kaka-kaka ku.
Aku :
“Selamat pagi semua,” Sambil mencium pipi mama dan kedua kaka ku dan duduk
dibangku untuk sarapan pagi.
Mama : “loh
saying, ko buru-buru. Masih pagi ini clara, itu lipstick berantakan sampai ke
gigi gigi loh. Hapus dulu” Sambil menunjuk kearah gigi ku.
Ka Alvin :
“kayanya ini masih pagi banget deh, gua aja baru bangun tuh. Ko lu udah
siap-siap aja sih de ?” Sautnya sambil menguap
Ka Ega : “Iyah,
orang masih jam 06.30 ko” Sambil melihat jam dinding
Aku pun tersedah kaget saat lagi menikmati hangat nya susu langsung
melihat jam dinding dan melihat jam tanganku sambil membedakan.
Aku : “Ya ampunnnnnnnn, jam gua
kecepetan 20 Menit, ahhhhhh kepagian deh ka” Sambil menyender dibangku sambil
memakan roti ku.
Ka Alvin :
“Hadeuh,, gimana sih clara. Cantik-cantik bloon. Hahaha” Sambil mengambil susu
coklat hangatnya
Ka Ega :
“Mumpung waktu masih lama ada yg bisa diperbaiki mungkin dari dandanan dan baju
kamu tuh. Kancingnya pontang panting” sambil menunjuk kearah kemeja yg
kukenakan.
Aku : “Ya,
baiklah ka.. Santai saja, kalau gitu aku langsung berangkat aja yah mah ,
kaka-kaka ku yg ganteng-ganteng nya kaya sekuteng hahaha”
Aku pun menyalimi semua nya dan mengambil
kunci mobil yg ada didepan meja dan berangkat kekantor walau masih agak pagian
tapi itu jelas lebih baik dari pada kesiangan.
-----------
--------
------
Setelah 4
Bulan aku mulai membaik aku pun menjalani rutinitas ku sebagai karyawan disalah
satu perusahaan yg cukup terkenal dan terpandang. Tidak lupa aku pun lebih
sering bertemu dengan revan dicafe pertama kali kita bertemu dan berbicara
banyak. Tapi aku tidak pernah tau, dia itu masalalu ku yg bagaimana dan seperti
apa ? tinggal dimana dan kuliah dimana ? Kerja dimana dan sudah berumahtangga
atau belum. Yg jelas aku tidak pernah bertanya dengan pertanyaan yg tidak
pernah dia jawab, karna yg dia ceritakan hanyalah masalalu ku dan bagaimana
cara ku mengenalnya. Namun, seperti ada yg mengganjal hanya saja tidak bisa
dijelaskan hanya bisa dipendam.
Dan pada suatu ketika kita sedang
mengobrol dicafe tersebut bersama teman-teman kantor ku yg sedang makan siang
dan erwan serta kawan-kawannya kampusnya ada seorang wanita membawa anak kecil
dan menghampiri kita semua.
Sarah : “Loh,
Erwin..” Ujar si wanita itu sambil memegang tangan anak kecil disampingnya.
Semua pun menengok wanita itu termasuk aku. Namun, sepertinya wanita itu tidak
memperdulikan kita semua dan berbicara dengan revan.
Revan : “Sarah…
kamu ngapain disini sama dhini” revan pun bangun dari tempat duduknya dan….
“Papa” anak kecil itu pun memeluk revan dan sontak saja semua
terdiam. Salah satu teman kantor ku laras pun angkat pertanyaan
Laras : “Revan,
lo udah nikah ?” revan pun melirik laras dan semua teman-temannya lalu melirik
ku
Sarah : “Iyah,
Erwin udah nikah. Ini anaknya namanya dhini” sambil menjelaskan dan menengok ke
laras. “Tapi tunggu deh, ko kamu dipanggil revan ?” Sarah pun melirik revan.
Revan : “Kita
keluar dulu yah,, nanti aku jelasin diluar” sambil memegang tangan sarah untuk
menariknya keluar
“Pa,, dhini kangen sama papa. Papa udahan belajarnya ko nggak
pulang kerumah sih pa” ujar anak kecil bernama dhini yg tidak lain adalah
anaknya revan.
Revan : “Dhini
tunggu disini sebentar yah” Sambil melepaskan pelukan anaknya dan menarik sarah
agar ngobrol diluar café tersebut.
Laras : “iyah,
adik manis tunggu saja disini yah sama kita. Nanti dipesenin ice cream” sambil
mengusap pipi dhini dan mengajak dhini duduk di samping laras.
Aku : “Adik
manis,, revan itu papa kamu?” aku pun bertanya kepada dhini yg sedang melumati
ice cream yg diberikan oleh laras
“Iyah ka, Erwin itu papa aku.”
Aku : “Nama
papa kamu Erwin ?”
“Iyah ka”
Aku pun tiba-tiba saja terdiam, kepala ku seakan berputar , pusing
tidak karuan seperti pernah merasakan kejadian ini sebelumnya namun sangat
sakit saat mencoba mengingatnya lebih keras,
Aku :
“akghhh, kepala gua sakit”
Laras dan teman-teman kantor ku : “Clara kamu kenapa ? clara lo kenapa ?” aku tidak menggubis
semua pertanyaan mereka
Aku : “gua
duluan balik kekantor. Kepala gua sakit” sambil memegangi kepala ku dan
tiba-tiba saja darah keluar dari kepala ku.
“Kaka, kepalanya keluar air warna merah” tunjuk dhini saat aku
sudah bangun dari tempat dudukku. Teman-teman kantor ku pun panic, laraspun
menghampiri revan dan sarah diluar café untuk mengantarkan dhini.
Laras : “Rev,
dhini gua anter sama lu nih. Gua sama anak-anak mau anter clara ke klinik yg
deket” Aku bersama teman-teman yg lain pun keluar dari café dan sarah tiba-tiba
menengok kearah kami keluar dan kaget lalu memberhentikan kita dan dia tepat
berada didepan ku yg sedang dibopong oleh teman-teman ku.
Sarah : “Clara”
panggilnya pelan dan menutup bibirnya dengan kedua tangannya sambil melihat
darah dari kepalaku dan melirik revan. Tapi, aku tidak bisa menjawabnya karena
kepala ku sangat sakit sekali dan darah terus keluar dari kepalaku hingga
membasahi kemeja yg kukenakan.
“tolong panggilkan taxi ras” ujar lidya teman ku ke laras
Laras : “Baik
Lid” laras pun meninggalkan revan dan dhini untuk mencari taxi
Lidya : “Tolong
minggir dong, kita harus membawa temen kita ke klinik nih” ujar lidya yg masih
membopong ku dengan teman lainnya.
Sarah pun minggir kesamping, yg aku lihat
dia hanya melihat ku tidak percaya yg masih menutup bibir nya dan seperti ada
air mata yg menggenangi tangan nya sambil melihat ku yg sudah pergi dari
hadapannya.
Sarah : “Apa yg
kamu lakukan Erwin ?” sarah pun menggampiri revan yg mematung dan memegang
tangan anaknya dhini.
Revan : “Aku…”
Sarah : “KAMU
MASIH BERHUBUNGAN DENGAN CLARA ? BAGAIMANA BISA ???” Emosi sarah pun memuncak
dan menagis didepan café tersebut. Dhini pun terdiam dan melihat ayah ibunya
bertengkar. Salah satuh petugas café pun keluar
“Heiii kalian !!! kalau mau bertengkar jangan didepan café kita.
Bikin sial saja” Ujar salah satu petugas café tersebut. Sarah pun menengok
kepetugas café itu dan dia kembali melirik revan
Sarah : “Pulang
sekarang ! banyak yg harus dijelaskan Erwin !” Sarah pun pergi berlalu terlebih
dulu meninggalkan dhini dan Erwin yg masih berdiri didepan café tersebut.
Revan : “Dhini
sayang, kita pulang sekarang yah. Sini papa gendong sampai rumah mau ?” sambil
jongkok untuk memberikan pundak nya kepada anaknya.
“TIdak papa. Dhini mau digendong didepan”
Revan : “Anak
papa yg cantik , yaudah sini papa gendong depan”
----------
Selang
beberapa minggu aku tidak pernah bertemu dengan revan lagi. Banyak hal yg ingin
aku tanyakan sebelumnya namun aku tidak pernah bertemu dengannya sampai dimana
aku mengenal seseorang yg baru. Dan revan seperti menghilang tanpa penjelasan.
Aku pernah merasakan ini sebelumnya namun aku tidak tau kapan dan dimana. Hanya
saja semua terasa tidak asing bagiku.
Aku : “Hallo
ka Alvin , lagi dimana ? mau jemput nggak ?
Ka Alvin : “Kaka
nggak bisa ra , kamu aja duluan ya sayang naik taxi atau apa gituh ?
Aku : “Lagian
aku masih dimeja kerja sih, takutnya kaka mau jemput aku”
Ka Alvin : “kaka
ada urusan hari ini mungkin sampai malem dikampus. Coba aja sama ka ega”
Aku : “Oh
begitu, baiklah ka. See u” Telfon pun ku matikan dan segera menelfon ka ega
Aku : “Ka, bisa
jemput ?”
Ka Ega : “Aduh ,
kaka nggak bisa de. Sama temen kamu aja revan masih kontek nggak ? lumayan kan
bisa ngobrol-ngobrol udah lama kan kata kamu nggak pernah ketemu
Aku : “aku
lost contact ka”
Ka Ega : “kaka
transfer uang buat naik taxi yah”
Aku : “Nggak
perlu ka, clara bisa bayar sendiri”
Ka Ega :
“yasudahlah. Kaka masih harus ngerjain proposal dulu de mumpung belom sore
Aku : “oke
ka. See u” Lagi-lagi tidak ada jawaban yg bisa ku andalkan.
Aku : “Hemmmmmm”
sambil merebahkan diri kekursi “balik kerja naik taxi, males banget rasanya”
Aku pun melihat kearah jendela ruangan ku “Sepertinya masih bisa untuk
berbelanja nih”.
------------
---------
Aku
berjalan ke lobby mall , melihat keramaian sekitar dan beberapa toko-toko
dipinggir mall memakai rok pendek selutut berwarna hitam , sepatu hill’s
berwana pink muda yg mengkilap dan kemeja pink muda dengan rambut dikuncir
kuda. Aku pun berhenti disalah satu toko baju-baju dipusat perbelanjaan sambil
melihat-lihat dan memilih. Setelah lama memilih-milih aku pun membeli beberapa
kaos , celana jeans dan kemeja. Ketika keluar dari toko baju tersebut
saat hendak berjalan menuju escalator tiba-tiba ada yg menarik tangan ku.
“Clara”
Aku :
“ehhhhhhhhh” sambil menengok kebelakang untuk melihat siapa yg menarik tangan
ku “Lepasin” aku pun melepaskan genggaman nya. “Maaf, siapa ya ? Jangan asal
narik-narik ya”
“Maaf, saya kira bukan orang yg saya kenal. Ternyata kamu clara,
masih ingat sama saya nggak ?”
Aku : Aku
melihat dari atas kaki sampai kepala nya dan kemudian menatap nya “Engga, saya
nggak kenal. Sudah biarkan saya pulang, mungkin anda salah orang. Saya tidak
mengenal anda” Aku pun membuang muka dan segera turun ke escalator dan dia pun
mengikuti.
“Tapi kamu Claudia Claradiningrat kan ? Adiknya ka Alvin sama ka
Ega” Ujarnya sambil berbicara di escalator
Aku : “Emmm ,
iyah sih benar,, memang kamu siapanya kaka ku ?” ujar ku heran dan segera turun
dari escalator
“Loh, dulu kita teman sekolah. Masa nggak ingat ?”
Aku : aku pun
diam sejenak sambil berjalan “waktu itu sepertinya aku kecelakaan soalnya yg
aku ingat hanya rumah sakit dan sekumpulan orang-orang yg melihatku..
selebihnya aku tidak mengingatnya” Ujar ku pelan sambil melihat kedepan
“Amnesia ?” Ujar nya dan berenti tepat dihadapanku
Aku :
“Sepertinya”
“Bisa kita ngobrol-ngobrol sebentar clara ? kita teman sekolah.
Kalau tidak percaya kamu bisa menghubungi kedua kaka kamu dan bilang lagi sama
Septian. Dia pasti mengingat aku” Ujarnya meyakinkan ku sambil mengikuti ku
berjalan
Aku :
“Baiklah, maaf tadi aku kasar. Soalnya kata keluargaku, aku tidak boleh
mengenal orang-orang lama termasuk kamu. Jadi aku tidak akan bilang sama
keluargaku”
Septian : “Yaudah
, mari ikuti aku. Sekalian makan malam sebelum pulang”
Aku : “Oke
baiklah”.
--------
-----
---
-
Septian : “Bagaimana
keadaan keluarga kamu clara ?” ujarnya sambil melahap makanan nya
Aku : “Alhamdullilah
baik” tiba-tiba aku pun tersedak dan dia dengan cepat mengambilkan minuman
untukku
Septian :
“Pelan-pelan makannya , kan jadi tersedak. Dari dulu kalau makan siang pasti
tersedak deh tiap sama gue” Sambil menaruh gelas sehabis aku meminumnya.
Aku : “Terimakasih
sep…….” dia pun membersihkan sisa air di samping bibir ku dengan tangannya dan
spontan aku pun terdiam menatapnya, ya….. lebih tepatnya menatap wajahnya yg
lumayan tampan.
Septian : “Maaf
clara , kamu berantakan banget kalau minum atau makan , mau kumisan ?” Sambil
melanjutkan makan nya yg sempat tertunda.
Aku : Aku
hanya bisa menatapnya dan memperhatikan nya. Sikapnya terlihat cuek tapi dia
perduli dan septian pun melihat kearahku aku pun terkejut dan salah tingkah.
Septian : “Tadi
sewot sama gue, sekarang ngeliat gua begitu banget” sambil menyantap makanan
nya
Aku : “Apaan
sih, muka lu itu jelek tau kaya gorilla makannya gua liatin aja. PD banget”
Sambil menyantap makanan ku sambil tersipu malu tapi semoga septian tidak
melihat wajah ku yg sedang salah tingkah ini.
Septian : “Ayo
cepat habiskan clara nanti kita ngobrol-ngobrol”
Aku : “Bawel”
Setelah beberapa lama kita pun selesai
makan dan melanjutkan obrolan tadi. Namun, kali ini septian bertanya yg ingin
aku ketahui…
Septian : “Ra,
gua mau nanya serius” ujarnya sambil menatap ku.
Aku : “emmmm,
iyah. Apa ?”
Septian : “lu
masih sama Erwin ?” ujarnya dengan nada pelan dan sedikit rasa tidak enak dari
raut wajahnya.
Aku :
“Sebelum gua jawab. Gua mau nanya siapa Erwin ? siapa dia dihidup gua ? apa dia
punya peran penting dalam hidup gua ?”
Septian pun terdiam, dan melirik kanan
kiri. Sikapnya tidak bisa menjelaskan apapun seperti orang yg gelisah yg tidak
ingin mengatakan apapun.
Aku : “Nggak
bisa jawab kan ? Gua balik. Terimakasih atas traktirannya”
Septian pun menarik tangan ku,
Septian :
“Tunggu, duduk dulu clara. Gua jelasin apa yg mau lu ketahui tentang
Erwin” Ujarnya sambil melihat ku dan aku pun menurut dan duduk kembali
dikursi ku
Aku : “5 menit
lu tidak bicara gua pergi. Lagipula ini udah malem” sambil melihat sinis ke
wajah tampan nya septian.
Septian : “Oke
baiklah, baiklah. Jangan cemberut seperti itu wajahnya”
Aku : “Oke,
baiklah” aku pun mencoba biasa saja dan mendengarkan dengan baik
Septian : “Dulu
lu pacaran sama Erwin sudah sejak lama dan kemana-mana bareng. Sampai waktu
kita lulus gua lost contact sama lu , tapi terakhir gua denger lu LDR
(Longdistance Relationship). Emmmm ,,,, kabar yg bener-bener gua dapet…..” dia
pun terdiam. Dan wajahnya seperti sendu
Aku :
“Lanjutkan septian jangan bertele-tele”
Septian : “lu mau
tunangan sama Erwin”.
Aku
terdiam, tidak percaya akan semua cerita tentang Erwin dan banyak yg aku
fikirkan tapi fikiran itu tidak memberi ku celah untuk mengingat nya.
Septian :
“Clara,,, are you ok ?” sambil memegang tanganku
Aku : “Emmm,
yaaaa. Sep..” aku pun menatapnya kemudian menceritakan kejadian beberapa hari
ini bertemu dengan revan/erwin.
Septian :
"ya ampun" dia pun menyender dikursi tempat duduknya dengan rasa
tidak percaya "Iyahhh , bener dan nggak salah lagi. itu erwin bukan revan,
ada si Sarah juga kan sama anak kecil ? itu anaknya ?"
Aku :
"Gua nggak inget apa itu anaknya atau bukan, yg jelas dia manggil revan
atau erwin atau siapalah itu dengan sebutan papa"
Septian :
"Hemmm, nggak salah lagi. itu erwin, mantan lu clara". Dia pun sambil
menatap ku "Clar , lu mau semua nya jelas kan ?"
Aku :
"Maksudnya gimana ?" dengan tatapan heran dengan menanyakan maksud
septian tersebut.
Septian :
"Gimana habis gua anterin lu balik, kita cari waktu kerumahnya erwin"
Aku terdiam , menatapnya , entah apa yg
aku rasakan. Seperti menyesak dan perih sewaktu mengetahui kebenarannya.
Aku :
"Nggak" aku pun angkat bicara
Septian :
"Nggak ? Clar,, lu mau jelas kan semuanya?" dia pun memegang tangan
ku dengan erat
Aku :
"GUA BILANG ENGGA YA ENGGA !!!!!" Aku pun berdiri dan tiba-tiba
seperti pernah merasakan emosi saat ini , bangku yg ku duduki pun terjatuh dan
semua orang melirik kami.
Septian : dia pun
melirik yg lainnya dan coba berdiri mengajak ku duduk kembali sambil memegang
tangan ku lalu aku menghempaskannya.
Aku : "
Denger baik-baik" sambil menunjuk ke arah wajah tampannya. "Gua nggak
mau ketemu sama Erwin/Revan/siapalah orangnya dimasalalu gua, udah cukup hidup
gua jauh lebih berharga" Sambil pergi mengambil tas ku dan meninggalkan
septian. Namun, aku sempat menengok kebelakang dan septian pun mengejarku dan
aku pun berlari.
Septian :
"Clara !!! Tunggu" ujarnya sambil berlari dan mengejarku.
Aku menengok dan mendapati septian sudah dekat
dengan jarak ku sehingga aku menabrak seseorang tepat di depanku dan aku pun
terjatuh.
Aku :
"Akhhhhhh" aku pun terjatuh dan septian sudah berada dibelakang ku
untuk membantu ku bangun.
Septian :
"Tuh kan jadi nabrak orang terus jatoh. Kebiasaan banget sih clara dari
kecil nggak mau diem" Sambil membantu ku bangun
Aku :
"Lepasin" aku pun menepis tangannya tapi dia masih menggenggam bahu
ku dengan erat untuk bangun namun aku seperti melupakan orang yg aku tabrak.
Dan memberanikan diri melihatnya dan apa yg aku lihat ini membuat aku terkejut.
Aku :
"Ahhh, revan oh bukan... erwin" sambil berdiri dalam pegangan
septian, kemudian septian pun menatapnya
Septian :
"Erwin" Dengan nada pelan sambil memanggil namanya.
Erwin :
"Kalian pacaran ?" dengan muka yg terlihat kesal dia pun menatap
septian
Septian :
"Nggak, aku sama clara kebetulan ketemu"
Aku :
"SEBENARNYA KAMU SIAPA ?!! ERWIN ATAU REVAN ?" aku pun teriak
dihadapan septian
Erwin :
"Aku erwin" kepala nya pun menunduk lalu kembali menatapku dan
melepaskan tangan septian dari bahu ku
Septian :
"Ehhhh, kenapa win ?" Ujar septian yg heran
Erwin :
"Gua kurang suka ada yg memegang bahu clara depan gua" Dengan nada
nyolot erwin berbicara dengan septian
Aku : aku pun
maju kehadapannya dan menatap matanya "Sebenarnya apa yg kamu mau ? Kamu
siapa ?" dengan nada pelan dihadapannya dan kita bertatapan, septian pun
tepat dibelakang ku melihat kami berdua
Erwin :
"Aku bisa jelasin clara" Sambil memegang tanganku
Aku :
"Lepasin" aku pun melepaskan kedua tangan erwin "Orang macam apa
yg sudah mempunyai anak lalu istri dan sekarang menggenggam tangan wanita lain
?"
Erwin :
"Aku sayangnya sama kamu clara , aku takut bilang semuanya sama kamu dari
awal, karna semua juga percuma !" Erwin pun memegang kedua bahu ku dengan
kedua tangannya dan aku menghempasnya
Aku :
"Mungkin dulu ! TIDAK BUAT SEKARANG ! kamu penipu ! Kamu laki-laki rendah
yg sudah mempunyai keluarga tapi berkata sayang kepada wanita lain. Lebih baik
kamu pergi dari hadapanku sekarang juga dan urus saja keluarga kamu ! "
Aku pun menarik tangan septian untuk pergi dan erwin menarik tangan ku lalu
meraih dan memelukku.
Erwin :
"Aku akan menceraikan sarah dihadapan kamu, karna memang dari awal sarah
yg bikin aku terpaksa melakukan ini semua".
Aku terdiam, tangan kanan ku masih
memegang tangan septian dan septian pun diam dia melepaskan tangan ku dan
mengambil tindakan.
Septian :
"LEPASKAN CLARA ! KEPARAT" satu pukulan keras tepat di pipi
erwin dan aku seperti kembali mengingat sesuatu namun aku hanya diam.
Septian pun menarik kerah baju erwin , dan aku mematung dibelakang mereka.
Erwin :
"Apa-apaan kamu septian ??" sambil memegang pipi nya yg sudah sedikit
berdarah.
Septian :
"kamu fikir kamu siapa ?" Aku pun lari dan melerai namun aku terkena
pukulan dari septian karna berada didepannya dan erwin dibelakang ku sambil
memegangi pipinya.
Aku : “Udah?”
sambil memegangi pipi ku dan aku merasa kepala ku sangat pusing sekali, seperti
buyar.
Septian : “Clara
!!!!” dia langsung memelukku didepan Erwin "Kamu terluka" dia pun
melepaskan pelukkannya "Kamu kenapa sebodoh kaya dulu ? berkorban untuk
orang yg udah ninggalin kamu buat perempuan lain ? sadar kamu
clara"
Kepala ku
terasa pusing , pandangan ku buyar , aku hanya bisa memegangi pipi ku yg
berdarah dan tidak menyadarkan diri. Keesokan paginya aku terbangun dengan
keadaan sadar dan sedikit demi sedikit ku buka mata ku.
Ka Alvin :
"Clara ?" Sambil membuka jendela satu lagi dan melihat kearah ku
Aku :
"Eh" Sambil mengucek-ngucek mataku "Pagi ka alvin"
Ka Alvin : Ka
alvin pun menghampiriku dan duduk disebelah kasur ku "Kamu sadar
nggak semalem ?" Ujarnya
Aku :
"Aduhhh, pipi ku" Sambil memegangi pipi ku yg terluka didepan ka
alvin
Tiba-tiba ka alvin pun mencium keningku dan langsng memelukku
dengan pelan
Ka Alvin :
"Septian udah cerita semuanya sayang , ini sebabnya kenapa kami melarang
kamu untuk terus berbaur sama masa lalu , akan ada ending seperti ini clara.
Soal erwin dia sudah menunggu diruang depan bersama Sarah dan anaknya"
Aku :
"APAAAAAA ?!!!! kenapa kaka membiarkan erwin / revan dan perempuan yg
katanya dulu selingkuhannya kerumah kita ka ?" Aku pun melepaskan pelukkannya
"Apa kaka sudah gila ? atau sengaja ?"
Ka Alvin : dia pun
memegangi kedua pundak ku "Clara, kita sekeluarga memang membencinya tapi
ini tidak akan kelar kalau tidak ada penjelasan dari dia lagi. kaka mau kamu
tenang dan menjalani hidup normal tanpa dia clar. Sekarang kaka mau kamu mandi,
terus siap-siap yah. Kaka dan kita semua tunggu dibawah" Sambil mengusap
kepala ku
Aku :
"Lalu septian ? apa dia ada juga dibawah ?"
Ka Alvin :
"Nanti dia akan menyusul lagi ada urusan" ka alvin pun pergi dari
kamar ku lalu menutup pintu.
Aku :
"Hahhhhhh, HAHAHAHHA HAHAHHA apa-apaan ini semua ?!" sambil
memberantakin rambut ku dan aku masih duduk dikasur ku "Ka alvin sengaja
melakukan ini semua atau apa ? Septian juga tidak ada , buat apa aku menemui
mereka semua ?" Aku melirik handphone ku yg tiba-tiba bergetar
Septian :
"Hallo clara, udah bangun ? gimana pipinya ?" Ujar suara dari sebrang
Aku :
"HEH ! Dimana lo sekarang ?" Aku pun membentak septian ditelfon
Septian :
"Yang baru bangun harusnya cuci muka atau mandi dan siap-siap ketemu
gua"
Aku :
"Untuk apa ?? Untuk ketemu sama mereka dirumah gua sekarang ?"
Septian :
"Clara, dengerin. Kamu mandi sekarang, terus siap-siap dandan yg cantik
karna 20 Menit lagi aku sampe rumah kamu. Bukan karna erwin dan sarah kerumah
kamu tapi aku ingin menebus permintaan maaf ku yg semalam. See you"
Tiba-tiba septian pun mematikan telefonnya
Aku :
"Telfon dimatiin , ddddduuuuhhhhhhh septian. Sebenarnya kamu manusia
planet dari mana sih. Seperti apa dulunya aku kenal sama kamu ?!" sambil
memberantaki kasur yg masih ku duduki dan aku melihat jam dinding kamar lalu
segera bersiap dengan keadaan santai dan malas-malasan
30 Menit pun sudah aku duduk didepan kaca kamar ku setelah usai menata rias dan sedikit bermake-up. Entah apa yg harus aku terima tentang semua penjelasan dari mereka semua, bagaimana dengan masalalu ku dan apa yg ingin septian lakukan setelah kemarin dia tidak sengaja memukul ku karna aku melindungi Erwin.
“Clara” buka pintunya
Aku pun terbangun dari lamunan ku karna ada seseorang dibalik
pintu yg memanggil ku
Aku : “Siapa
?!!” Teriak ku
“Ka , Ega. Buka dulu pintunya de” Ujarnya. Aku pun membuka pintu
kamar dan melihatnya yg sudah berdiri didepan kamar ku
Ka Ega : “Kamu
lamat amat dandan nya” Ujarnya sambil memperhatikanku “Eh, tapi ko kaya
males-malesan sih dandannya ? Cuma…..” Sambil melihat dres yg kukenakan “Kamu
Cantik juga”
Aku : Kedua
alis ku mengkerut bertanda heran atas pujian dari nya “Ka, clara males keluar
kamar” Ka Ega pun mengajak ku masuk kekamar ku untuk berbicara dan kita pun
duduk dikasur yg sudah kurapihkan.
Ka Ega : “Jangan males-malesan clara. Semua harus jelas
sejelas-jelasnya lagi, kamu juga pasti penasaran kan ? Apa yg mau kamu ketahui
tentang masa lalu kamu bisa kamu ketahui hari ini didepan semuanya sayang”
Ucapnya sambil mengelus-eluskan rambut yg sudah ku sisir rapih.
Aku : "Baiklah lah ka , kalau itu keinginan kaka. Clara mau
menemui semuanya". Dan memeluk ka ega dan bersiap untuk menemui semua
orang diruang depan.
Hatiku berdegup sangat cepat dan tidak bisa dikendalikan ,
Apa yg harus dibicarakan dan apa yg harus diucapkan ? ,
Karna semua sudahlah berlalu dengan seiring berjalannya waktu ,
Langkah kaki pun terasa berat ,
Aku tidak ingin pergi. Namun, aku tidak bisa tuk tetap tinggal.
Lalu aku harus bagaimana ???
Sarah : "Hai clara" sambil berjabat tangan denganku dan kemudian duduk kembali.
Ka Alvin : "Sebaiknya langsung dibicarakan saja, karna semua
sudah disini" Sambil melirik wajah Revan / Erwin yg sejak tadi diam sambil
memperhatikan semua orang.
Aku : "ka, tapi septian belum dateng. Bisa kah kita
menunggu nya sebentar lagi ?"
Ka alvin : "Tidak clara, sambil berjalan saja. Soalnya sarah
tidak banyak waktu disini"
Aku : "ehmmm, oke baiklah"
Sarah pun membuka pembicaraan ..
Sarah : "Clara Sebelumnya gue mau minta maaf sama lu dan Gue tau , erwin nggak pernah cinta sama gue clar. Didalam hatinya cuma ada elo.." Tiba-tiba sarah pun menangis "Gue juga tau....cuma gue yg bahagia memiliki anak dari erwin. tapi nggak buat erwin..." tangisnya tidak dapat tertahan dan terus menangis sambil melanjutkan pembicaraannya " Tapi... semua itu juga bukan sepenuhnya kesalahan gue clar, erwin... kalau setia sama lu dia juga pasti nggak akan tergoda apapun perhatian dari cewe lain...sekarang cuma gue yg dianggap salah disini, yg kalian benci atas semua ini.... tapi .. gue sayang sama erwin clar" Sarah pun menangis dan menutup matanya , ka ega pun memberikan tissue untuknya dan disambung erwin. Dan gue berharap sekarang lu bisa bener-bener jauh dari erwin. Gue sama erwin udah pun anak clar" lanjutnya dan erwin pun memotong pembicaraannya.
Erwin : "Tapi gue nggak pernah cinta sama lu sama sekali,
anak yg lu anggap itu murni bukan keinginan gue sarah ! harusnya gue sama clara
!!!" erwin pun berdiri dan menggentak-gentak sarah dengan perkataannya dan
semuanya pun lantas tertegun melihat erwin.
Ka Alvin : "erwin , duduklah. Jangan make emosi, bagaimana pun
itu istri lu, Duduk sekarang" erwin pun duduk dan melirik ku. Namun, aku
pun membuang muka kearah yg lain.
Erwin : "Kalau gue bisa balik lagi, dan lu kasih kesempatan
buat gue clar.. gua mau memperbaiki semuanya kaya dulu lagi" dan ka
Ega pun marah.
Ka Ega : "Denger ya erwin ?! Ade gue nggak akan pernah balik
sama lu ?! harusnya lu ngaca udah punya anak sama bini lu " dan ka alvin
menarik ka ega untuk duduk kembali dan menenangkannya. Aku pun angkat bicara.
Aku : "Ehmmmmm,, oke gini ya. buat erwin, gue udah nggak
inget apapun tentang lu dan gue fikir nggak usah minta kesempatan karna ya
emang kalian udah hidup bersama dengan satu orang anak perempuan. Jadi gue
nggak bisa "
Erwin : "Tapi Clara,, Kenapa ? dulu kita saling sayang"
Aku : "Nah,, Seperti yang lu bilang itu dulu kan.. Erwin,,
dengerin gue baik-baik" Kemudian suasana pun hening dan mendengarkan apa
yg ingin aku katakan. "Gue nggak bisa buat balik lagi" Dan aku pun
bangun untuk menghampiri Sarah dan Erwin duduk ditengah-tengah mereka
"Sarah" , aku pun memegang tangan sarah dan melihatnya lalu membalik
pandangan ke erwin "Bagaimana pun.. Sarah lah yg saat ini mendampingi
kamu. Cobalah mencintai orang yang mencintaimu dengan tulus setulus orang yg
mencintai kamu. Karna Bagaimana pun, Sebenci apapun , Semarah apapun aku dengan
kalian" Sambil melirik erwin dan sarah "Kalian tetap orang yg saat
ini baru aku kenal, yg aku tau kalian adalah pasangan suami-istri bukan mantan
ataupun musuh. Nah, sekarang erwin" aku pun meraih tangan erwin dan
Menyatukan tangan sarah dan erwin bersama "kalau kamu mencintai aku,
cintailah sarah dan anak kamu. Ikhlaskan aku untuk bahagia juga. Cobalah
menerima kekurangan dan kelebihan yang sarah miliki dengan begitu kalian akan
bahagia tanpa ada aku diantara kalian berdua. Dan, berjanjilah untuk mencintai
sarah sepenuhnya erwin. Demi persahabatan kita yg baru, Ehm, Sarah.." Aku
pun melirik sarah "Berjanjilah menjaga erwin dan mengerti sikap dan
kepribadiannya dengan tulus tanpa mengungkit masa lalu erwin dengan aku.
Berdamailah dengan hidup kamu bersama erwin dengan begitu aku akan merasa bahagia kalau
kalian bahagia. Berjanjilah didepan semua orang disini" Aku melirik mereka
berdua dan sarah pun menangis dan memelukku.
Sarah : "Terimakasih clara, terima kasih kamu sudah memaafkan
ku dan memberikan kesempatan untuk aku menjadi lebih baik untuk erwin dan anak
ku" Aku pun mengusap-ngusap pundak nya
Aku : "Sama-sama sarah. Hapus air mata kamu" lalu
erwin pun angkat bicara.
Erwin : "Sarah, aku minta maaf selama ini aku belum bisa jadi
suami yg baik buat kamu dan anak kita , aku masih belum bisa menerima kamu.
Tapi,, aku janji.. Dengan clara mengatakan seperti itu aku akan memberikan
kesempatan untuk kamu, karna setiap orang punya kesempatan untuk berubah dan
memperbaiki diri bukan ? aku pun begitu. Mari kita bangun keluarga yg bahagia
bersama-sama" Erwin pun menghampiri sarah dan mencium kening sarah didepan
semua orang. Dan aku pun senang melihatnya, lalu ka alvin pun menyaut
Ka Alvin : "Gua bangga punya adik seperti kamu clara. Kemarilah
dan peluk kaka dan mama" Aku pun menghampiri kaka-kaka ku dan mama untuk
memeluk mereka".
Setelah 35 Menit berlalu , terdengar suara bell dari luar.
Ka Alvin : "Clar ada yg dateng, coba buka pintunya" sambil
melepaskan pelukan nya dan aku pun pergi untuk membuka pintu. Lalu terkejut
dengan serangkaikan bucket bunga mawar yg besar berwarna pink , putih , dan
merah serta hiasan lainnya. Dan yg membawa bucket bunga nya pun tidak terlihat
dan aku mencoba meliriknya.
Aku : "Maaf mas, ini bunga untuk siapa ?" Tanya ku tanpa melihat sipembawa bucket itu.
Pembawa bucket :
"Maaf , ini benar kediaman nona clara ?"
Aku : "Ya , saya sendiri" jawab ku, ka ega pun
menghampiri ku dan menanyakan bunga tersebut.
Ka Ega : "Maaf mas, ini bunga untuk adik saya?"
ujarnya
Pembawa Bucket :
"iya, benar ini untuk nona cantik bernama clara" Dia pun menurunkan
Bucket tersebut dan membuka topi yg dipakainya.
Aku : "SEPTIANN!!!!!!!!" Aku pun spontan memelukknya
dan berkata "Aku fikir kamu nggak dateng".
Septian : "buka dulu pelukanya aku engap nih bawa bunga dipeluk
pula hehehe"
dia pun tertawa
Ka Ega : "yaudah sini kaka yg bawa, ajak septian masuk"
Kita bertiga pun keruang depan dimana semua yg sejak tadi
berkumpul dan mama pun menyaut
Mama : "Eh , Septian udah dateng ya?" septian pun
menyalimi mama dan bersalaman dengan semuanya.
Septian : "iyah bu, macet dijalan dan tadi beli bucket dulu
buat wanita manja satu ini" Dia pun melirik ku yg duduk disampingnya.
"oiyah, mumpung semua sudah ada disini. Saya mau menjelaskan kedatangan
saya yg sudah saya bicarakan tempo hari dengan mama nya clara beserta papa nya
yg diluar kota via telfon dan kaka-kakanya". Lanjutnya dan melirik
kesemuanya termasuk aku. Aku pun bertanya kepada mama,
Aku : "mama, septian emang ngomong apa ?" ujarku namun
mama hanya tersenyum disampingnya septian.
Septian pun berdiri dan berlutut didepan ku sambil mengeluarkan
sebuah kotak kecil berwarna merah dari dalam kantong jaketnya, aku pun diam dan
menutup bibir ku dengan kedua tangan.
Septian : "Mau kah kamu menemani hidup ku sampai maut
memisahkan kita clara ? Sampai rambut kita tidak lagi menghitam , wajah
tidaklah secantik dan setampan hari ini , bahkan sampai nisan yg bertulisan
nama kita , serta mendapatkan kebahagiaan dari sepasang anak kecil yg tumbuh
besar sampai memiliki kebahagian lagi dan seterusnya ? Maukah kamu bersama ku
menikmati malam berdua dan berbincang dikala sendu , bermanja dikala aku bisa
memelukmu dengan halal. Dan,, Maukah kamu memasak untuk kita makan , walau
sepiring berdua , walau dikala hujan dan petir , dikala susah dan duka ? Maukah
kamu menikah dengan ku ?"
Semua pun terkejut dan tidak menyangka lalu menangis terharu
mendengar apa yg septian katakan, aku pun terharu dan tidak bisa berkata apapun
lagi selain meng-iyakan. Dan semuanya pun bertepuk tangan lalu saling memeluk
satu sama lain sambil menangis terharu.
-----------
--------
------
----
--
-
Bahkan,,,,,,
Semua pun telah berlalu dengan seiringnya waktu,
Berhiaskan ruangan dengan bunga mawar
Serta sakura yg indah bernuansa merah muda,
Dengan tata ruang yg sederhana
Dan suasana yg meriah dengan kue-kue yg indah
Makanan yg terlihat lezat.
Orang-orang yg terlihat bahagia untuk
menyaksikan acara kami.
Gaun dan Jas yg akan menemani setiap acara
Pagi sampai malam hari nanti...
Sebuah Cincin yg melingkar dijari yg kosong.
Dengan buku yg dimana terdapat wajah sebagai
Seorang "Suami dan Istri"
"Wedding Clara dan Septian".
Tamat.....
Note :
Akhirnya , cerpen Story Telling With Ex part
II ini sudah dapat di posting, dan bisa melanjutkan cerpen dalam tahun ini.
Jika ada yg harus saya perbaiki , saya selaku penulis siap mendapat
respon/saran dari pembaca agar cerpen yg saya buat ini dapat lebih baik lagi.
Singkat cerita..
Membuat cerpen STW-Ex ini memakan waktu yg
lama dari yg sebelumnya lantaran bentrok dengan pekerjaan yg tidak bisa saya
tunda dan Membaca ulang serta mengoreksi kembali jika ada kata-kata yg kurang 😃 Akhirnya
selesai sudah pembuatan cerpen Capter ke II . Semoga bisa melanjutkan cerpen yg
baru dengan inspirasi terbaru dari lingkungan sekitar lagi ya,,, aminnnnn🙏 Terimakasih para pembaca semua nya :) ..
Instagram : Nellysoedarmo29 - Nellysoedarmo
Facebook : Nelly soedarmo
Gmail / Hangout : Nellysoedarmo29@gmail.com.
Jika ada comment tentang cerpen STW-Ex tapi tidak mempunyai akun
Gmail bisa Comment apps saya diatas. Thanks :D